cover
Contact Name
Angga Kautsar
Contact Email
jurnal.farmaka@unpad.ac.id
Phone
842 888888 Ext : 3510
Journal Mail Official
jurnal.farmaka@unpad.ac.id
Editorial Address
Gedung Laboratorium I Fakultas Farmasi, UNPAD Jl. Raya Jatinangor KM 21, Bandung-Sumedang, Indonesia 45363
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Farmaka
ISSN : 16931424     EISSN : 27163075     DOI : https://doi.org/10.24198/
Core Subject : Health, Science,
Farmaka is replacement for Pharmaceutical Bulletin, published since 1991, with a frequency of four times a year. Editors accept scholarly works of research results and literature review which was closely related to the science, pharmaceutical technology and practice.
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)" : 20 Documents clear
The Use Of Irrational Drug On Antibiotics And Off-Label Drugs From Industry Perspective:Article Review IRMA RAHAYU LATARISSA; Norisca Aliza Putriana
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.881 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17488

Abstract

The World Health Organization (WHO) estimates that approximately 50% of all drug use is not appropriate in prescribing, preparing and selling. The inappropriate use of drugs will cause many problems. These issues include aspects of effectiveness, side effects, interactions, and economics. Rational use of drugs according to the WHO conference in Nairobi in 1985: when the patient receives treatment as clinical needed, dose as needed, time period was right, and a cost affordable to the patient's condition. Some cases of irrational use of drugs occur in the use of antibiotics and off-label drugs. One cause of irrational drug use is due to the cooperation between doctors as prescribing and pharmaceutical industry as a producer. In the pharmaceutical industry perspective, this will have an impact on the pharmaceutical profit industry, nowadays in Indonesia pay more attention to rational use of drugs (the right price indicator), supported by the current pharmaceutical era of health care shifted from money oriented or drug oriented to patient oriented.
REVIEW ARTIKEL: TANAMAN HERBAL SEBAGAI TERAPI ACNE VULGARIS HELMI MARDHIKA KUSUMA WARDANI; Rr Sulistiyaningsih
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.94 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17664

Abstract

Jerawat adalah penyakit kulit yang paling banyak terjadi dan ditandai dengan bintik kecil seperti komedo hingga bintik besar berisi nanah pada bagian pilosebaseus (folikel rambut, pangkal rambut dan kelenjar sebaseus).Jerawat merupakan masalah kesehatan yang cukup serius dan mengganggu bagi sebagian orang. Terapi jerawat dengan obat sintetik sering memberikan efek samping yang tidak diinginkan terutama bila digunakan dalam jangka waktu yang lama, oleh karena itu pilihan terapi alternatif dari tanaman herbal dengan aktivitas anti jerawat dapat dijadikan pilihan. Aktivitas anti jerawat seperti antibakteri, antiinflamasi, antioksidan dan penghambat lipase dapat ditemukan pada A.millefolium, A.verox, B.aristata, C.sappan, C.sativa, C.sinensis, C.longa, C.xanthorrhiza, F.tataricum, L.sericea, M.charantia, P.nigrum, P.indica, P.granatum, R.officinalis, R.cordifolia, S.aromaticum dan Z. officinale.
Utilization of Indonesia’ Natural Resources as Raw Materials in Pharmaceutical Industries for the Treatment of Degenerative Diseases AGI MEISARANI; Rano K. Sinuraya
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.213 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17902

Abstract

In Indonesia, health problems such as treatment of degenerative diseases are still not be handled properly. The common degenerative diseases in Indonesia are diabetes mellitus and hypertension. Generating qualified medicines with lower cost for degenerative disease are still be a major problem because Indonesia has not been independent in pharmaceutical raw materials. Raw materials are important part in the production process of pharmaceutical preparations. Indonesia obtained raw materials by importing from various countries. By looking at the various potentials of natural resources that can be used as a source of raw material in pharmaceutical industries, both active pharmaceutical ingredients (API) and excipients, Indonesia will be able to independently produce the pharmaceutical raw materials. To achieve independency of pharmaceutical raw materials, the appropriate processing methods to produce quality raw materials is needed. Based on this issue, a review of various studies was performed including the processing of API and pharmaceutical excipients raw materials of plant and animal body parts. “Kayu Manis” (Cinnamomum burmanii) and “Brotowali” (Tinospora cripa L.) which can be utilized as raw material pharmaceutical ingredient for the treatment of diabetes mellitus and “Mengkudu" (Morinda citrifolia L.)  which can be used for the treatment of hypertension disease. Meanwhile, some natural resources that can be used as excipients are gelatin from the skin and fish bones (as a binder in the preparation of tablets), carrageenan from seaweed (emulsifier and suspending agent) and the Mimosa “Putri Malu” (Mimosa pudica L.) mucilago seed (as an alternative to polymer as buchoadhesive agent, disintegrator and binder)
ARTIKEL TINJAUAN: MANFAAT KEFIR UNTUK KESEHATAN KULIT Mentari Luthfika Dewi; Taofik Rusdiana; Muchtaridi Muchtaridi; Norisca A. Putriana
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.709 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.18052

Abstract

Kefir merupakan produk susu hasil fermentasi yang penggunaannya semakin populer karena terbukti secara ilmiah memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Penggunaan kefir tidak saja sebagai minuman probiotik untuk mengatasi permasalahan metabolisme tubuh, namun ternyata kefir memiliki banyak manfaat untuk memelihara kesehatan kulit dan mengatasi permasalahan kesehatan yang bermanifestasi pada kulit. Beberapa senyawa berkhasiat yang  terkandung di dalam kefir seperti peptida dan asam laktat menunjukan aktivitasnya sebagai inhibitor enzim tirosinase, selain itu senyawa-senyawa fenolik dalam kefir sangat efektif untuk mengatasi permasalahan kulit yang disebabkan oleh radikal bebas, dan sifat asam dari kefir sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri patogen terutama propionibacterium acnes. Artikel tinjauan ini betujuan untuk mengupas tuntas manfaat kefir terhadap kesehatan kulit khususnya sebagai agen pencerah kulit, antioksidan, anti jerawat dan mempercepat penyembuhan luka pada kulit beserta bukti ilmiahnya.
ARTIKEL TINJAUAN: PRAKTIK ANTAR PROFESI KESEHATAN PADA IBU HAMIL DALAM MEMPEROLEH PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH UJUNG BERUNG, BANDUNG FITRIA CITRA AYU; Ade Zuhrotun
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.835 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17689

Abstract

Jumlah pernikahan muda di Indonesia menempati urutan ke-37 di dunia dan urutan kedua tertinggi di ASEAN. Hal ini menjadikan pernikahan muda adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan permasalahan kesehatan reproduksi. Kehamilan pada remaja dapat menyebabkan kelahiran bayi prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), pendarahan persalinan hingga menyebabkan kematian ibu dan bayi. Oleh karena itu diperlukan adanya pelayanan kesehatan oleh profesi tenaga kesehatan yang kompeten sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengulas praktik antar profesi pada ibu hamil dalam memperoleh pelayanan kesehatan di wilayah Ujung Berung, Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian observasional berdasarkan hasil rekap resep oleh dokter spesialis kandungan di Apotek A pada bulan Januari hingga Agustus 2017. Data yang direkap meliputi identitas pasien, nama dan jumlah obat yang diresepkan yang selanjutnya dianalisis menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Berdasarkan hasil penelitian, dari 272 kunjungan pasien dokter spesialis sebanyak 80,51% pasien hamil melakukan pemeriksaan pada dokter spesialis kandungan di Apotek A. Dan sebanyak 35,29% memenuhi cakupan K1 (kunjungan pertama); 1,47% memenuhi cakupan K4 (pelayanan antenatal lebih dari empat kali); dan 63,24% melakukan pemeriksaan sebanyak 2 hingga 3 kali oleh profesi tenaga kesehatan. Hal ini didukung dengan adanya kontribusi antar profesi yang ada di Apotek A yaitu antara apoteker, dokter spesialis kandungan dan perawat yang memiliki pengetahuan dan penguasaan terhadap tugas yang baik, sikap disiplin dan komunikasi efektif. Kata kunci: Kehamilan, apoteker, dokter, perawat, antenatal care
REVIEW: PHARMACOLOGICAL ACTIVITY, ACTIVE COMPOUND CONTENT AND MECHANISM ACTION OF JARAK KEPYAR ( Ricinus Communis L.) DANI SUJANA; Ronny Lesmana; Anas Subarnas
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.122 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.16926

Abstract

TINJAUAN BAHAN BERBAHAYA DALAM KRIM PENCERAH KULIT RETNO HARYANTI
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.706 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.16932

Abstract

ABSTRAKSetiap hari, manusia tidak pernah lepas dari kosmetik terutama bagi kaum wanita. Kosmetik digunakan untuk berbagai tujuan seperti agar penampilan menarik. Dari sekian banyak jenis kosmetik yang digunakan, krim pencerah kulit banyak diminati terutama oleh para wanita di Asia, termasuk Indonesia, agar diperoleh tampilan kulit wajah yang putih dan bersih. Begitu luasnya penyebaran dan penggunaan kosmetika jenis ini sehingga produk di pasaran juga sangat beragam. Dalam sediaan krim pemutih tersebut, sering ditambahkan beberapa bahan untuk mencapai efek yang diinginkan. Namun, ada pula yang menambahkan bahan pencerah yang berbahaya. Krim pencerah kulit sangat mungkin mengandung bahan-bahan seperti merkuri, hidrokuinon, steroid dan bahan berbahaya lainnya yang sangat toksik apalagi jika digunakan dalam jangka waktu yang lama.  Merkuri bekerja dengan menghambat sintesis melanin namun efek sampingnya sangat berbahaya, antara lain nefropati membran, nekrosis tubular kerusakan sistem syaraf pusat dan bahkan kanker. Demikian juga hidrokuinon, bersifat hepatotoksik dan karsinogenik. Penelitian terkait bahan berbahaya ini telah banyak dilakukan di berbagai negara. Tujuan artikel ini adalah untuk memberikan tinjauan menyeluruh dan terbaru mengenai bahan berbahaya dalam krim pencerah kulit dan pengujian bahan berbahaya tersebut. Kata kunci : kosmetika, krim pencerah kulit, bahan pencerah berbahaya ABSTRACTEveryday, people never get out of cosmetics, especially for women. Cosmetics are used for various purposes such as attractive appearance. There are many types of cosmetics used but skin lightening cream products are quite popular, especially by women in Asia including Indonesia, with the aim to obtain a cleaner and whiter facial skin. Skin lightening products on the market are also very diverse. In such bleach creams, often added some substances to achieve the desired effect. However, some are adding harmful ingredients. Skin lightening cream is very likely to contain ingredients such as mercury, hydroquinone, steroids and other hazardous materials that are very toxic especially if used for long periods of time. Mercury works by inhibiting the synthesis of melanin but its side effects are very dangerous, including membrane nephropathy, tubular necrosis, central nervous system damage and cancer. Likewise hydroquinone, is hepatotoxic and carcinogenic. Related research on hazardous ingredients in skin lightening creams has been widely practiced in various countries. The aim of this article is to provide an information review of hazardous skin lightening agents used in the formulation and its testing. Keywords: cosmetics, skin lightening cream, harmful lightening materials
Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Anak Penderita Demam Tifoid di Rumah Sakit Al Islam Bandung ABDUR RACHMAN; ELLIN FEBRINA
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.859 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.18084

Abstract

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Hingga saat ini demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan di negara-negara tropis termasuk Indonesia. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional akan menimbulkan dampak negatif seperti masalah resistensi dan potensi terjadinya kejadian efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien anak demam tifoid di RS Al Islam Bandung tahun 2017 sebanyak 40 pasien. Penelitian ini merupakan jenis penelitian noneksperimental dengan pengumpulan data secara retrospektif dan dianalisis secara deskriptif dengan parameter tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, dan tepat dosis (4T). Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa parameter tepat pasien sebesar 100%, tepat indikasi sebesar 100%, tepat obat saat rawat inap dan rawat jalan sebesar 100% dan 95%, serta tepat dosis pada saat rawat inap dan jalan sebesar 30% dan 17,5%.
ANTIOKSIDAN UNTUK KULIT : REVIEW ANI HAERANI; ANIS YOHANA CHAERUNISA; ANAS SUBARNAS
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.233 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17789

Abstract

Antioksidan adalah molekul yang dapat menghambat oksidasi molekul lain. Antioksidan dapat melindungi kulit dari berbagai kerusakan sel akibat radiasi UV, antipenuaan dan perlindungan dari ROS. Antioksidan banyak digunakan sebagai produk perawatan kulit / kosmetik. Ada 3 jenis kosmetik antioksidan yaitu antioksidan endogen, eksogen dan tanaman. Tanaman adalah antioksidan alami yang banyak digunakan sebagai produk perawatan kulit karena memiliki efek samping yang lebih sedikit dan aman. Dalam formulasi antioksidan perlu diperhatikan mengenai stabilitas, kompatibiliitas dan penetrasi supaya sediaan yang dihasilkan stabil, dan mudah berpenetrasi ke dalam kulit untuk mencapai jaringan target dalam bentuk aktif dan bertahan lama dikulit agar mendapatkan hasil yang diharapkan. Review ini berfokus pada manfaat antioksidan, formulasi terutama pada mekanisme penghantarannya ke dalam kulit dan pengujian aktivitas antioksidanKata Kunci : Antioksidan untuk kulit, manfaat antioksidan, kosmetik antioksidan, formulasi
POTENSI KITOSAN DALAM SISTEM PENGHANTARAN OBAT TERTARGET PADA ORGAN PARU HATI GINJAL DAN KOLON TIARA DIMAS HAPSARI; IRMA MELYANI PUSPITASARI
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.57 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17838

Abstract

Sistem penghantaran obat tertarget dapat memperbaiki segi farmakokinetik dan biodistribusi obat, sehingga efek terapi yang dihasilkan lebih optimal dengan efek samping yang minimal. Dalam formulasinya, dibutuhkan suatu molekul pembawa yang dapat mengantarkan obat pada target spesifik. Kitosan merupakan polimer kationik alam yang dapat dikembangkan sebagai pembawa dalam sistem penghantaran obat karena sifat fisikokimia dan biologis yang unik, yaitu mucoadhesive, biocompatible, bio-degradable, tidak toksik, imunogenisitas yang rendah, dan kemampuan untuk mengantarkan obat pada target spesifik. Tujuan dari review ini adalah untuk mengetahui potensi kitosan sebagai pembawa dalam sistem penghantaran obat tertarget pada organ paru, hati, ginjal dan kolon. Metode dalam penyusunan review artikel yang digunakan ini adalah dengan penelusuran pustaka melalui mesin pencari Google. Berdasarkan hasil penelusuran, didapatkan 18 jurnal yang menunjukkan bahwa kitosan berpotensi sebagai pembawa untuk mengantarkan obat pada organ paru, hati, ginjal dan kolon. Pada masing-masing organ, kitosan memiliki mekanisme yang berbeda dalam perannya sebagai pembawa.

Page 1 of 2 | Total Record : 20